Senin, 24 Maret 2014

10 musisi di indonesia


25 MUSISI/GRUP PALING BERPENGARUH DALAM MUSIK INDONESIA

 
 
 
 
 
 
3 Votes

Saat bongkar-bongkar tumpukan majalah iseng aku melihat-lihat isi majalah yang kebanyakan tentang music, tatapanku berhenti ketika membaca artikel tentang 25 musisi/band paling berpengaruh mewarnai music Indonesia kontemporer editor Denny MR. Pikirku…nah ini dia referensi yang sangat bagus untuk menambah pengetahuan tentang perkembangan musik di Indonesia, tanpa mengurangi rasa hormat aku coba mempostingkan artiket tersebut…minta ijin ya Bos..hehehe:
Associate Editor : Denny MR
Majalah : MTV Trax, Edisi perdana tahun 2002
Nama-nama yang berpengaruh dalam artikel ini telah memenuhi satu dari tiga hal berikut ini seperti: 1. Menciptakan trobosan dalam industry rekaman, 2. Melahirkan komunitas musisi, 3. Mampu mempengaruhi generasi berikutnya atau mencetak rising star.
Daftar di susun berdasarkan alphabetical order bukan dari peringkat :

1. Ahmad Dhani (26 Mei 1976)
Personal yang sangat kontroversi, pentolan Dewa ini selalu membuat pro-kontra. Bongkar pasang anggota band, eksperimentasi sound, hingga menulis lirik yang sering mengutip kata-kata mutiara dari tokoh terkenal. Tapi banyak juga yang memujinya, terutama dalam mengendus warna musik yang bakal ngetop.
Album Fenomenal : Dewa 19 (1992), Terbaik-terbaik (1997), Bintang Lima (2000).
Lagu Terbaik : Kangen, Kirana, Roman Picisan
Pengaruh : Reza, Tere.
2. A. Riyanto (23 Nopember 1943 – 17 Juni 1994)
Telah banyak lagu yang lahir dari tangan ayah dari Lisa A. Riyanto ini. Salah satu tonggak music pop Indonesia yang berhasil menghantar belasan penyanyi top era 70-80 an ke dapur rekaman antara lain: Tety Kadi (Teringat Selalu), Ernie Djohan (Teluk Bayur), Rafika Duri (Hati Tertusuk Duri), Jamal Mirdad adalah temuan terakhirnya yang diorbitkan lewat album Hati Seputih Salju.
Karya Fenomenal : Mimpi Sedih, Layu Sebelum Berkembang, Mawar Berduri.
Pengaruh : Tetty Kadi, Vivi Sumanti, Jamal Mirdad.
3. Benyamin S. (5 Maret 1939 – 5 September 1995)
Satu-satunya seniman music Betawi yang bisa diterima di semua kalangan. Totalitasnya membuat kesenian Gambang Kromong naik gengsi. Bang Ben panggilan akrabnya. Bukan Cuma piawai mengumbar lagu jenaka, tapi berakting di pita seluloid ia sangat jago. Puluhan karyanya kini bisa didengar di www.audiogalaxy.com.
Album Fenomenal : Kompor Mledug, Lampu Merah, Tukang Kredit.
Lagu Terbaik : Si Jampang, Ondel-Ondel, Nonton Cokek.
Pengaruh : Beib Benyamin, Naif, Harapan Jaya, Mandra, Doel Sumbang.
4. Chica Koeswoyo (1 Mei 1969)
Jauh sebelum Joshua “mengobok-obok” panggung rekaman anak-anak, generasi ketiga klan Koeswoyo ini adalah pionir yang membuka peluang penyanyi cilik sebagai primadona di tahun 70-an. Berkat kesuksesasnya (ingat, jaman itu hanya 1 televisi) hamper tak ada pemusik yang tak mengorbitkan anak-anaknya sebagai penyanyi. Pada jamannya, lirik lagu anak-anak terdengar sederhana dan gampang dihapal. Tidak sok tau kayak sekarang.
Album Fenomenal : Helly
Pengaruh : Sari Koeswoyo, Adi Bing Slamet dan penyanyi cilik sesudahnya.
5. Discus
Dengan aransemen musical yang warna-warni seperti ikan eksotis yang mengilhami nama grup ini, Discus adalah salah satu factor terpenting yang membuat komunitas prog-rock di Indonesia berdenyut, dan mulai dilirik di luar. Bahkan tokoh prog-rock Paul Whithead-desainer album Genesis era Peter Gabriel memuji setinggi langit headliner festival “ProgFest” di North Carolina (2000) serta “Baja Rock” di Meksiko (2001) ini. Frontman Discus, Iwan Hasan, adalah satu-satunya pemain gitar harpa 21 senar di tanah air.
Album Fenimenal : Discus 1st (1999)
Lagu Terbaik : Lamentation & Fantasia Gamelantronique, Contrasts, Anne
Pengaruh : Smesta, Pendulum
6. Ebiet G. Ade (21 April 1955)
Generasi sekarang mengenalnya sebagai penyanyi theme-song sinetron melodramatic seperti Aku Ingin Pulang, Camelia. Tapi sebenarnya peran penyanyi yang bernama asli Abdul Gafar Abdullah ini lebih jauh lagi: mengenalkan penulisan lirik yang nyes & kontemplatif. “Coba Kita Bertanya Pada Rumput Yang Bergoyang” misalnya, adalah ideom yang dipetik dari lagunya berjudul “Berita Kepada Kawan”.
Album Fenomenal : Camelia I (1979), Camelia II (1979)
Lagu Terbaik : Lagu Untuk Sebuah Nama, Berita Kepada Kawan.
Pengaruh : Jamal Mirdad, Katon Bagaskara.
7. Elfa Secioria (20 Februari 1959-8 Januari 2011)
Alam memberinya talenta, & Elfa menggosoknya dengan luar biasa hingga dijuluki jawara festival. Sejak membentuk Sonata 47 bareng Eddy Karamoy, Elfa adalah dunia latin dengan segala asesorisnya di Indonesia. Rumahnya penuh sesak oleh penghargaan yang disabet dari berbagai ajang domestic dan internasional. Bos EMS (Elfa’s Music School) juga merambah bisnis waralaba di sepuluh kota Indonesia.
Pengaruh : Indonesia 6, Yovie Widianto, Elfa’s Singer, Iwan Wiradz, Hentriessa Band, Sherina, Andien, Kahitna
8. Fariz RM (5 Januari 1959)
Multiinstrumentalis, Penyanyi, Penulis Lirik yang menelurkan 15 Album solo dan 58 album kolaborasi, dengan berbagai formasi band. Tapi, bukan produktivitasnya yang menjadikan Fariz salah satu sosok penting perjalanan music pop Indonesia. Konsep pemikirannya dianggap ikut memoles wajah music kita. Maka, tak ada yang risih untuk mengakui bahwa bule, panggilan akrabnya, memang seorang jenius.
Album Fenomenal : Sakura (1980), Panggung Perak (1981), Living In The Western World (1988)
Lagu Terbaik : Samura, Barcelona, Nada Kasih (Duet dengan Neno Warisman)
Pengaruh : Dewa, KLa Project, Jikustik, Base Jam
9. Godbless
Salah satu grup hard rock tertia di Indonesia yang resminya belum bubar, tapi eksistensinya sekarang samar-samar. Menjadi opening act ketika Deep Purple manggung pertama kali di Jakarta, 1975. Band yang dimotori Ahmad Albar (vocal), Ian Antono (gitar) ini menjadi patron kelompok-kelompok rock yang terbentuk belakangan-terutama “alumnus” Festival Rock yang rutin diselenggarakan oleh Log Zhelebour.
Album Fenomenal : Cermin (1982), Semut-Semut Hitam (1987).
Lagu Terbaik : Huma Di Atas Bukit (dari film Laela Majemun, 1976), Semut Hitam, Rumah Kita.
Pengaruh : Grass Rock, Edane, Boomerang, Jamrud.
10. Gombloh (23 Juli 1950 – 9 Januari 1988)
Lahir dengan nama Sudjarwo Sumarsono, pentolan grup Balada Lemon Trees (bersama Leo Kristi & Franky Sahilatua) ini mendadak menjadi pop icon setelah lagu solonya “Kugadaikan Cintaku” yang genit-lucu meledak di pertengahan tahun 80-an. Namun Gombloh yang juga piawai enulis syair tentang lingkungan hidup, akan terus dikenang berkat lagu kebangsaan informal yang diciptakannya “Kebyar & Kebyar” dengan kekuatan syair yang sulit dicari tandingannya: Indonesia, Merah Darahku, Putih Tulangku…..
Album Fenomenal : Kebyar & Kebyar
Lagu Terbaik : Kebyar & Kebyar, Ranu Pane, Kugadaikan Cintaku.
Pengaruh : Tyas Drastistiana, Ully Sigar Rusadi, Lab Musik Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar