Keroncong
merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai
nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik
keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita. Pada kesempatan kali ini
kita akan menyajikan secara lengkap mengenai
di Indonesia untuk menambah wawasan kita khususnya terhadap salah satu musik khas Indonesia
- See more at:
http://www.beritanda.com/seni-dan-sastra/sastra-daerah/12486-sejarah-musik-keroncong-dan-perkembangannya.html#sthash.WXGjQBgO.dpuf
BeritAnda - Keroncong
merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai
nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik
keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita. Pada kesempatan kali ini
kita akan menyajikan secara lengkap mengenai
Sejarah Musik Keroncong dan Perkembangannya di Indonesia untuk menambah wawasan kita khususnya terhadap salah satu musik khas Indonesia
Sejarah Musik Keroncong
Musik
keroncong masuk ke negara Indonesia dibawa oleh para pelaut dan budak
kapal niaga bangsa sejak abad ke-16. Waktu itu, keroncong dikenal dengan
fado, sejenis musik Portugis. Musik keroncong masuk pertama kali di
Malaka dari daratan India (Goa) yang kemudian dimainkan oleh para budak
dari Maluku. Pada abad ke-17, pengaruh portugis melemah di Nusantara,
tapi musik ini tidak ikut hilang.
Awal
mulanya bentuk musik ini adalah moresco, yaitu sebuah tarian asal
Spanyol. Kemudian salah satu lagunya disusun kembali oleh Kusbini dan
dikenal dengan nama Kr. Muritsu, yang diiringi oleh alat musik dawai.
Seiiring dengan perkembangan zaman, banyak alat musik tradisional yang
mulai muncul, seperti seruling dan gamelan. Pada abad ke-19, musik
keroncong ini mulai popular di berbagai daerah di nusantara, sampai ke
Semenanjung Malaya, sampai tahun 1960-an.
Setelah
itu, musik keroncong pun mulai redup karena banyaknya musik popular
yang masuk ke indistri musik Indonesia, seperti musik rock yang
berkembang sejak tahun 1950 dan berkembangnya musik Beatle sejenisnya
pada tahun 1961 sampai dengan sekarang.
Akan
tetapi, meskipun musik di Indonesia ini semakin berkembang, musik
keroncong tetap ada dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di
Indonesia dan di negara Malaysia pun sampai sekarang.
Alat-alat
musik yang dimainkan untuk mengiringi lagu keroncong pada awalnya hanya
diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulele, dan selo. Alat musik
perkusi jarang dipakai. Perlengkapan alat musik seperti ini masih
dipakai oleh Keroncong Tugu, yaitu komunitas keroncong keturunan budak
Portugis dari Ambon yang tinggal di kampung Tugu, Jakarta Utara.
Kemudian
musik ini berkembang ke daerah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh
orang Betawi yang berbaur dengan musik Tanjador pada tahun 1880-1920.
Pada tahun 1920-1960, pusat perkembangan musik keroncong pindah ke
daerah Solo dan musiknya pun menjadi lebih lambat sesuai dengan sifat
orang Jawa.
Saat
ini, alat musik yang dipakai oleh para pemain musik keroncong sudah
berkembang. Berikut ini alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong
yang sering ditampilkan.
1. Ukulele.
Memiliki dawai 3 (nilon) yang mempunyai urutan nada G, B, E. Alat ini
mengeluarkan suara crong-crong, sehingga disebut keroncong yang
ditemukan pada tahun 1878 di hawai dan merupakan awal mula musik
keroncong.
2. Ukulele yang memiliki 4 (baja). Urutan nadanya A, D, Fis, dan B.
3. Gitar akustik yang berfungsi sebagai gitar melodi yang dimainkan dengan gaya kontrapuntis (anti melodi).
4. Biola adalah alat yang menggantikan rebab.
5. Flute menggantikan suling bambu. Pada era keroncong abadi, suling bohm dipakai sebagai alat pengiring.
6. Selo menggantikan kendang.
7. Kontrabas menggantikan gong yang dimainkan dengan dipetik.
Pada
saat dimainkan, ukulele dan bas adalah penjaga iraa. Gitar dan selo
mengatur peralihan akord dan biola sebagai penuntun melodis sekaligus
sebagai ornamen bawah. Flute berfungsi menghias atas dengan mengisi
ruang melodi yang kosong.
Pada saat ini, musik keroncong
dicampur dengan musik populer dengan menggunakan organ tunggal dan
synthesizer, sehingga menghasilkan musik campuran.
Tokoh Keroncong
Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam
membesarkan musik keroncong adalah alm. Gesang. Lelaki asal kota
Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari
pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di
sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah "Bengawan Solo".
Lantaran pengabdiannya itulah, alm. Gesang dijuluki "Buaya Keroncong"
oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong.
"Buaya Keroncong"
Asal muasal sebutan "Buaya Keroncong" berkisar pada lagu ciptaannya,
Bengawan Solo. Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah
Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai.
Reptil terbesar itu dihabitatnya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi
pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa
alm. Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong".
Perkembangan Musik Keroncong
Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920). Ukulele ditemukan pada tahun
1879 di Hawaii, sehingga diperkirakan pada tahun berikutnya Keroncong
baru menjelma pada tahun 1880, di daerah Tugu kemudian menyebar ke
selatan daerah Kemayoran dan Gambir (lihat ada lagu Kemayoran dan Pasar
Gambir, sekitar tahun 1913). Komedie Stamboel 1891-1903 lahir di Kota
Pelabuhan Surabaya tahun 1891, berupaPentas Gaya Instanbul, yang
mengadakan pertunjukan keliling di Hindia Belanda, Singapura, dan Malaya
lewat jalur kereta api maupun kapal api.
Pada umumnya pertunjukan meliputi Cerita 1001 Malam (Arab) dan Cerita
Eropa (Opera maupun Rakyat), termasuk Hikayat India dan Persia. Sebagai
selingan, antar adegan maupun pembukaan, diperdengarkan musik mars,
polka, gambus, dan keroncong. Khusus musik keroncong dikenal pada waktu
itu Stambul I, Stambul II, dan Stambul III. Pada waktu itu lagu Stambul
berirama cepat (sekitar meter 120 untuk satu ketuk seperempat nada), di
mana Warga Kampung Tugu maupun Kusbini menyebut sebagai Keroncong
Portugis, sedangkan Gesang menyebut sebagai Keroncong Cepat, dan berbaur
dengan Tanjidor yang asli Betawi.
Musik
keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang
digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga
macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi
pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong
sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku.
Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut.
Selain
itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi. Setelah
mengalami evolusi yang panjang sejak kedatangan orang Portugis di
Indonesia (1522) dan pemukiman para budak di daerah Kampung Tugu tahun
1661, dan ini merupakanmasa evolusi awal musik keroncong yang panjang
(1661-1880), hampir dua abad lamanya, namun belum memperlihatkan
identitas keroncong yang sebenarnya dengan suara crong-crong-crong,
sehingga boleh dikatakan musik keroncong belum lahir tahun 1661-1880.
Dan
akhirnya musik keroncong mengalami masa evolusi pendek terakhir sejak
tahun 1880 hingga kini, dengan tiga tahap perkembangan terakhir yang
sudah berlangsung dan satu perkiraan perkembangan baru (keroncong
millenium). Tonggak awal adalah pada tahun 1879, di saat penemuan
ukulele di Hawai yang segera menjadi alat musik utama dalam keroncong
(suara ukulele: crong-crong-crong), sedangkan awal keroncong millenium
sudah ada tanda-tandanya, namun belum berkembang (Bondan Prakoso).
Empat tahap masa perkembangan tersebut adalah
1. Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920),
2. Masa keroncong abadi (1920-1960),dan
3. Masa keroncong modern (1960-2000),serta
4. Masa keroncong millenium (2000-kini)
Penyanyi Keroncong Indonesia
1. Mus Mulyadi
Mus Mulyadi, pria kelahiran Surabaya ini telah malang melintang di
dunia musik keroncong. Ia pun dijuluki sebagai “Buaya Keroncong”.
Kemampuannya dalam olah vokal, terlebih lagi melakukan improvisasi dalam
menyanyi, membuatnya terkenal dengan cengkoknya yang khas. Ia bisa
melakukan perubahan tangga nada hingga enam tangga nada.
Mus
Mulyadi telah membuat kurang lebih 80 album keroncong. Beberapa di
antaranya merupakan album bersama dan album rohani. Mus Mulyadi pun
melakukan rekaman bersama penyanyi keroncong lainnya yakni Waljinah.
2. Waljinah
Waljinah merupakan penyanyi keroncong terbaik Indonesia. Beliau
dijuluki Walang Kekek karena lagunya yang berjudul Walang Kekek begitu
membahana, dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kiprah Waljinah dalam
dunia musik keroncong sudah diakui tidak hanya di Indonesia saja. Di
Malaysia, nama Waljinah cukup terkenal dan sering tampil di negeri jiran
tersebut. Waljinah memiliki kekhawatiran besar terhadap kelangsungan
musik asli Indonesia tersebut.
Sebagai
penyanyi keroncong kawakan, Waljinah memang mendedikasikan hidupnya
dengan bernyanyi di jalur musik keroncong. Ia begitu memiliki kepedulian
yang sangat besar terhadap pelestarian musik keroncong ini. Jika ia
perhatikan, minat kaum muda terhadap musik keroncong tidak begitu besar
dibandingkan dengan jenis musik lain seperti musik pop.
Untuk
mengubah paradigma masyarakat dan memunculkan kesukaan masyarakat luas
terhadap musik keroncong, Waljinah yang juga tak hanya memiliki
kemampuan asah vokal di jalur musik keroncong, juga melakukan duet
dengan penyanyi pop Chrisye dalam lagu Semusim. Kehadirannya dalam album
Chrisye mampu memikat banyak penggemar musik pop untuk juga
mendendangkan dan mulai menyukai musik keroncong, bahkan di kalangan
anak muda.
Eksistensi
dan usahanya mengembangkan terus musik keroncong memang membuktikan
bahwa Waljinah merupakan sosok penyanyi keroncong kawakan Indonesia.
Meski usianya sudah tidak lagi muda, ia tetap eksis bernyanyi,
menyanyikan musik keroncong, musik tanah air yang begitu dicintainya.
3. Sundari Soekotjo
Selain Mus Mulyadi dan Waljinah, masih banyak penyanyi keroncong yang
dimiliki Indonesia. Satu di antaranya yang terbilang cukup terkenal
yakni Sundari Soekotjo. Penyanyi keroncong yang bergelar doktor ini
memang dikenal oleh masyarakat tidak hanya dari suaranya saja, namun
juga dari kepribadiannya yang santun, rendah hati, dan parasnya yang
cantik. Meski sibuk mengajar sebagai staf dosen, Sundari tetap menekuni
dunia musik keroncong untuk memelihara dan melestarikan musik asli
Indonesia ini.
Persaingan
yang terjadi di belantika musik Indonesia semakin ramai dan ketat.
Orang-orang yang terjun ke dunia musik semakin banyak. Jenis musik yang
sedang eksis pada saat itu apa, langsung digeluti. Hal tersebut mendapat
kesan bahwa orang-orang yang bermunculan ke dunia musik hanya
ikut-ikutan saja atau hanya sekadar numpang eksis.
Setelah
jenis musiknya sudah tidak laku lagi atau hilang di pasaran, maka
hilang pula ke eksisannya di dunia musik. Hanya pada saat itu saja
munculnya, setelah itu hilang tanpa bekas. Berbeda dengan musisi yang
memang benar-benar mempunyai bakat di dunia musik. Mereka menciptakan
sebuah lagu dengan penuh perhitungan, mulai dari pembuatan lirik lagu
sampai musiknya. Bukan semata-mata karena ikut-ikutan saja.
Hal
tersebut membuat eksistensi musisi tersebut di belantika musik
Indonesia bertahan cukup lama dan tetap dikenang oleh masyarakat umum.
Bandingkan dengan musisi baru yang hanya ikut-ikutan eksis saja,
kemunculannya hanya sebentar di belantika musik Indonesia dan hilang
begitu saja. Berdasarkan penjelasan tersebut, kita dapat melihat
bagaimana efek dari banyaknya kemunculan musisi baru yang hanya numpang
eksis saja. Kualitas musik Indonesia semakin berkurang, baik dari
liriknya ataupun musiknya.
Miris
sekali melihat belantika musik di Indonesia diramaikan oleh musik-musik
yang kurang berkualitas. Selera musik masyarakat Indonesia semakin
menurun. Begitu juga banyaknya musisi baru yang membuat lagu dengan
lirik yang tidak pantas atau tidak bermoral.
Berbeda
dengan musik atau lagu-lagu daerah yang sampai sekarang masih eksis.
Akan tetapi, karena jarang ada yang menyanyikannya, musik-musik daerah
dan tradisional pun semakin hari semakin meredup, termasuk musik
kerincong ini.
Untuk
itu, pelestarian musik tradisional perlu digalakkan kembali. Banyak
cara untuk melakukan hal tersebut, salah satunya adalah dengan
menyanyikan kembali lagu-lagu daerah tersebut di masyarakat umum dengan
diiringi musik yang popular saat ini. (BARA)
- See more at:
http://www.beritanda.com/seni-dan-sastra/sastra-daerah/12486-sejarah-musik-keroncong-dan-perkembangannya.html#sthash.WXGjQBgO.dpufMonopoli piawai alat musik gitar tidak hanya dikuasai kaum pria. Di
Indonesia pun kartini-kartini gitar banyak terdapat. Bahkan diantara
mereka kini bisa berkecimpung di dunia artis dan memiliki band papan
atas. Dan ini dia
10 gitaris wanita Terbaik indonesia.
1. PRISA RIANZI

Selain memiliki wajah cantik,
#gitaris
bernama lengkap Prisa Adinda Arini Rianzi ini menguasai permainan gitar
di atas rata-rata. Musik bergenre metal yang dihasilkan dari senar
gitarnya merupakan hasil inspirasinya dari band-band dunia yang
difavoritkan, seperti God Forbid, Trivium, As I Lay Dying, Killswitch
Engage, Shadows Fall, Megadeth, Slayer, Unearth, Lamb of God, The Black
Dahlia Murder.
Gadis kelahiran Jakarta, 6 Januari 1988 ini pun sempat terpilih
menjadi gitaris Sheila On 7 sebagai additional player untuk promo album
SO7 di bulan Juli 2006, serta gitaris J-Rock untuk lagu Kau Curi Lagi
pada Agustus 2007. Perjalanan karirnya cukup menarik, apalagi di awal
bermain gitar, ia hanya berbekal les karena ingin mengalahkan temannya.
Hingga akhirnya Prisa berhasil, dan pada Juli 2008, ia merilis album
solo pertamanya bertajuk PRISA – bukan hanya sebagai gitaris tapi juga
ikut menulis beberapa lirik.
2. MITHA THE VIRGIN

Gadis bernama lengkap Cameria Happy Pramita ini lahir di Jakarta, 2
Januari 1986. Sejak beranjak remaja ia sudah menguasai gitar. Bahkan
saat masih SMP ia sudah mulai ngeband bersama teman-temannya. Mitha
sempat juga membentuk band bernama Million Sekarsari dan menggantikan
posisi Ayu Ratna di Garasi Band untuk sementara waktu.
Perjalanan karirnya cukup menjanjikan saat diambil Ahmad Dhani. Ia
didaulat menjadi gitaris The Rock versi Indonesia yang menjadi trigger
lonjakan karirnya. Sukses di The Rock, Mitha dipercaya membentuk grup
yang masih di bawah asuhan Dhani bernama The Virgin. Di sini karirnya
makin pesat hingga diambil untuk bernyanyi bersama Mulan Jameela di lagu
Cinta Mati II dan Cinta Fitri. Proyek Dhani lainnya yakni T.R.I.A.D.
juga mengambil Mitha sebagai gitaris.
3. TASHEA NICOLE DELANEY

Berawal dari kecintaannya mendengarkan band-band classic rock seperti
Led Zeppelin, Skid Row, hingga Motley Crue sejak kecil, Tashea jatuh
cinta pada suara gitar dengan warna metal. Gadis kelahiran Jakarta, 10
Juli 1988 ini pun belajar sendiri secara otodidak, dan akhirnya
mendirikan sebuah band bernama Painkiller pada 2003 dan meluncurkan
album indie.
#Gadis
blasteran Texas-Medan ini juga telah menghasilkan album kompilasi
METALIK KLINIK 9. Pada tahun 2008, Tashea didaulat menjadi mentor lagu
berbahasa inggris milik band Radja, yang akhirnya membawanya menjadi
model video klip Sama-Sama Suka milik Ian Kasela dkk dan terlibat dalam
berbagai konser Radja.
4. CHUA KOTAK

Cewek kelahiran Makassar, 3 April 1988 ini sudah mulai mengenal dunia
musik sejak duduk di bangku SMP di kota kelahirannya. Gadis bernama
lengkap Swasti Sabdastantri yang akrab dipanggil Chua makin mengibarkan
sayap ketika berkuliah. Ketika tampil di salah satu acara bersama band
kampusnya, Chua memikat hati seorang manajer band indie V-Mail – band
yang waktu itu dinaungi Mitha The Virgin. Ia kemudian direkrut V-Mail
dan tampil di beberapa acara.
Tak lama kemudian, karir Chua kian berkembang. Ia diangkat sebagai
bassist Kotak dalam pembuatan album kedua. Chua merupakan pembetot bass
ketiga Kotak setelah ditinggalkan Prinzes ‘Icez’ Amanda yang sekarang
menjadi personel T.R.I.A.D. dan Nissa Hamzah yang hijrah ke Omelette.
5. PRINZES ‘ICES’ AMANDA

Icez mengawali karirnya dengan mengikuti audisi bassis di The Dream
Band. Saat itu ia begitu yakin dengan bakatnya sebagai pembetot bass
yang memiliki skill di atas rata-rata. Performanya yang memukau
membuatnya meraih predikat sebagai bassis terbaik. Gadis kelahiran
Bandung, Juni 1987 ini sempat menjadi bassis band Kotak dan akhirnya
diambil Ahmad Dhani sebagai bassis The Rock Indonesia.
6. DODO D’CINNAMONS

Bernama asli Diana Widoera, Dodo merupakan salah satu pendiri resmi D
Cinnamons pada 2004 lalu. Tidak hanya di gitar, Dodo juga berperan
sebagai vokalis. Suaranya yang berat tak sedikit membuat orang
terkagum-kagum. Apalagi dengan lantunan gitar akustiknya jika sudah
mulai bermain. Dodo bisa dibilang jadi salah satu gitaris plus vokalis
yang patut dilirik.
7. QOQO SHE

Nama lengkap cewek manis ini adalah Qotrunnada Fitriana. Kehadiran
Qoqo di SHE berawal dari pergantian Jesica Lindross yang harus mengikuti
sang suami ke Finlandia. Qoqo langsung dipercaya memegang gitar
elektrik dalam lantunan lagu-lagu apik SHE. Personel terbungsu tersebut
mampu memberikan nuansa rock pada grup musik ini yang membuat album
kedua mereka berwarna beda ketimbang sebelumnya. Banyak yang bilang juga
kalau Qoqo lebih garang ketimbang Jesica.
8. OPPIE ANDARESTA

Muncul di belantika musik tanah air dengan gitar dan suara merdunya,
wanita kelahiran Jakarta, 20 Januari 1973 ini langsung mendapat tempat
di hati pecinta musik. Lima album sudah ia hasilkan dari tahun 1993.
Perjalanan karirnya cukup mulus. Sayangnya, Oppie jarang terdengar lagi.
Terakhir di tahun 2009, ia ‘hanya’ meluncurkan satu single berjudul I’m
Single, I’m Very Happy. Single ini diluncurkan – tanpa album, sebagai
rasa prihatin Oppie terhadap maraknya pembajakan di negeri ini.
9. NISSA OMELETTE

Nama aslinya Tjut Faranissa Bachrumsyah. Bassist satu ini lahir di
Jakarta, 22 April 1989 dan tercatat sudah bergabung dengan
bermacam-macam band seperti Aria Grands, Telor Ceplok, Music School All
Stars, Kotak, hingga akhirnya bermuara di Omelette.
Awalnya, Nissa mengenal musik sejak masih balita. Maklum saja, sang
mama ternyata adalah salah satu personel Aria Band yang laris di TVRI di
era 1980-an. Dari situ ia pun diarahkan untuk mengenal musik lebih
jauh. Ia diminta mendalami piano. Namun lama-kelamaan piano tidak
membuatnya jatuh cinta, dan akhirnya ia tertarik pada bass di kelas 6
SD. Seiring karirnya, pada tahun 2005 akhir, Nissa ditawari Thomas
Ramadhan di album BASS HEROES yang di bawah asuhan Sony BMG – dan tampil
di lagu Rush.
10. JOJO DRAVEN

Mungkin nama Jojo jarang dikenal di Indonesia. Maklum saja, penyanyi
berdarah Jawa ini lebih dikenal di luar negeri. Karirnya dimulai menjadi
keyboardis beberapa band rock, sebelum akhirnya pindah ke Amerika di
mana ia menimba ilmu musik di Musicians Institute in Hollywood,
California. Pada tahun 1996, gitaris bernama Josephine Soegijanty ini
bergabung dengan band cewek bernama Phantom Blue. Ia menggunakan nama
aslinya, Josephine, hingga akhirnya band itu bubar pada 2001.
Dan di Juni tahun yang sama, Jojo bersama penggebuk drum Linda
McDonald, vokalis Jenny Warren, bassis Melanie Sisneros, dan gitaris
Sara Marsh (mantan personel Bandit) membentuk sebuah tribute band
bernama The Iron Maidens. Ini adalah band tribute wanita satu-satunya di
dunia kepada Iron Maiden. Di sini ia menjadi Adrienne Smith, versi
wanita gitaris Iron Maiden, Adrian Smith. Prestasi yang dirainya yakni
tiga Rock City Awards sebagai Best Female Guitarist. Tahun 2005, Jojo
meninggalkan The Iron Maidens dan mengejar karir bersama suaminya, Danny
Draven, mengerjakan komposisi untuk score film.
Monopoli piawai alat musik gitar tidak hanya dikuasai kaum pria. Di
Indonesia pun kartini-kartini gitar banyak terdapat. Bahkan diantara
mereka kini bisa berkecimpung di dunia artis dan memiliki band papan
atas. Dan ini dia
10 gitaris wanita Terbaik indonesia.
1. PRISA RIANZI

Selain memiliki wajah cantik,
#gitaris
bernama lengkap Prisa Adinda Arini Rianzi ini menguasai permainan gitar
di atas rata-rata. Musik bergenre metal yang dihasilkan dari senar
gitarnya merupakan hasil inspirasinya dari band-band dunia yang
difavoritkan, seperti God Forbid, Trivium, As I Lay Dying, Killswitch
Engage, Shadows Fall, Megadeth, Slayer, Unearth, Lamb of God, The Black
Dahlia Murder.
Gadis kelahiran Jakarta, 6 Januari 1988 ini pun sempat terpilih
menjadi gitaris Sheila On 7 sebagai additional player untuk promo album
SO7 di bulan Juli 2006, serta gitaris J-Rock untuk lagu Kau Curi Lagi
pada Agustus 2007. Perjalanan karirnya cukup menarik, apalagi di awal
bermain gitar, ia hanya berbekal les karena ingin mengalahkan temannya.
Hingga akhirnya Prisa berhasil, dan pada Juli 2008, ia merilis album
solo pertamanya bertajuk PRISA – bukan hanya sebagai gitaris tapi juga
ikut menulis beberapa lirik.
2. MITHA THE VIRGIN

Gadis bernama lengkap Cameria Happy Pramita ini lahir di Jakarta, 2
Januari 1986. Sejak beranjak remaja ia sudah menguasai gitar. Bahkan
saat masih SMP ia sudah mulai ngeband bersama teman-temannya. Mitha
sempat juga membentuk band bernama Million Sekarsari dan menggantikan
posisi Ayu Ratna di Garasi Band untuk sementara waktu.
Perjalanan karirnya cukup menjanjikan saat diambil Ahmad Dhani. Ia
didaulat menjadi gitaris The Rock versi Indonesia yang menjadi trigger
lonjakan karirnya. Sukses di The Rock, Mitha dipercaya membentuk grup
yang masih di bawah asuhan Dhani bernama The Virgin. Di sini karirnya
makin pesat hingga diambil untuk bernyanyi bersama Mulan Jameela di lagu
Cinta Mati II dan Cinta Fitri. Proyek Dhani lainnya yakni T.R.I.A.D.
juga mengambil Mitha sebagai gitaris.
3. TASHEA NICOLE DELANEY

Berawal dari kecintaannya mendengarkan band-band classic rock seperti
Led Zeppelin, Skid Row, hingga Motley Crue sejak kecil, Tashea jatuh
cinta pada suara gitar dengan warna metal. Gadis kelahiran Jakarta, 10
Juli 1988 ini pun belajar sendiri secara otodidak, dan akhirnya
mendirikan sebuah band bernama Painkiller pada 2003 dan meluncurkan
album indie.
#Gadis
blasteran Texas-Medan ini juga telah menghasilkan album kompilasi
METALIK KLINIK 9. Pada tahun 2008, Tashea didaulat menjadi mentor lagu
berbahasa inggris milik band Radja, yang akhirnya membawanya menjadi
model video klip Sama-Sama Suka milik Ian Kasela dkk dan terlibat dalam
berbagai konser Radja.
4. CHUA KOTAK

Cewek kelahiran Makassar, 3 April 1988 ini sudah mulai mengenal dunia
musik sejak duduk di bangku SMP di kota kelahirannya. Gadis bernama
lengkap Swasti Sabdastantri yang akrab dipanggil Chua makin mengibarkan
sayap ketika berkuliah. Ketika tampil di salah satu acara bersama band
kampusnya, Chua memikat hati seorang manajer band indie V-Mail – band
yang waktu itu dinaungi Mitha The Virgin. Ia kemudian direkrut V-Mail
dan tampil di beberapa acara.
Tak lama kemudian, karir Chua kian berkembang. Ia diangkat sebagai
bassist Kotak dalam pembuatan album kedua. Chua merupakan pembetot bass
ketiga Kotak setelah ditinggalkan Prinzes ‘Icez’ Amanda yang sekarang
menjadi personel T.R.I.A.D. dan Nissa Hamzah yang hijrah ke Omelette.
5. PRINZES ‘ICES’ AMANDA

Icez mengawali karirnya dengan mengikuti audisi bassis di The Dream
Band. Saat itu ia begitu yakin dengan bakatnya sebagai pembetot bass
yang memiliki skill di atas rata-rata. Performanya yang memukau
membuatnya meraih predikat sebagai bassis terbaik. Gadis kelahiran
Bandung, Juni 1987 ini sempat menjadi bassis band Kotak dan akhirnya
diambil Ahmad Dhani sebagai bassis The Rock Indonesia.
6. DODO D’CINNAMONS

Bernama asli Diana Widoera, Dodo merupakan salah satu pendiri resmi D
Cinnamons pada 2004 lalu. Tidak hanya di gitar, Dodo juga berperan
sebagai vokalis. Suaranya yang berat tak sedikit membuat orang
terkagum-kagum. Apalagi dengan lantunan gitar akustiknya jika sudah
mulai bermain. Dodo bisa dibilang jadi salah satu gitaris plus vokalis
yang patut dilirik.
7. QOQO SHE

Nama lengkap cewek manis ini adalah Qotrunnada Fitriana. Kehadiran
Qoqo di SHE berawal dari pergantian Jesica Lindross yang harus mengikuti
sang suami ke Finlandia. Qoqo langsung dipercaya memegang gitar
elektrik dalam lantunan lagu-lagu apik SHE. Personel terbungsu tersebut
mampu memberikan nuansa rock pada grup musik ini yang membuat album
kedua mereka berwarna beda ketimbang sebelumnya. Banyak yang bilang juga
kalau Qoqo lebih garang ketimbang Jesica.
8. OPPIE ANDARESTA

Muncul di belantika musik tanah air dengan gitar dan suara merdunya,
wanita kelahiran Jakarta, 20 Januari 1973 ini langsung mendapat tempat
di hati pecinta musik. Lima album sudah ia hasilkan dari tahun 1993.
Perjalanan karirnya cukup mulus. Sayangnya, Oppie jarang terdengar lagi.
Terakhir di tahun 2009, ia ‘hanya’ meluncurkan satu single berjudul I’m
Single, I’m Very Happy. Single ini diluncurkan – tanpa album, sebagai
rasa prihatin Oppie terhadap maraknya pembajakan di negeri ini.
9. NISSA OMELETTE

Nama aslinya Tjut Faranissa Bachrumsyah. Bassist satu ini lahir di
Jakarta, 22 April 1989 dan tercatat sudah bergabung dengan
bermacam-macam band seperti Aria Grands, Telor Ceplok, Music School All
Stars, Kotak, hingga akhirnya bermuara di Omelette.
Awalnya, Nissa mengenal musik sejak masih balita. Maklum saja, sang
mama ternyata adalah salah satu personel Aria Band yang laris di TVRI di
era 1980-an. Dari situ ia pun diarahkan untuk mengenal musik lebih
jauh. Ia diminta mendalami piano. Namun lama-kelamaan piano tidak
membuatnya jatuh cinta, dan akhirnya ia tertarik pada bass di kelas 6
SD. Seiring karirnya, pada tahun 2005 akhir, Nissa ditawari Thomas
Ramadhan di album BASS HEROES yang di bawah asuhan Sony BMG – dan tampil
di lagu Rush.
10. JOJO DRAVEN

Mungkin nama Jojo jarang dikenal di Indonesia. Maklum saja, penyanyi
berdarah Jawa ini lebih dikenal di luar negeri. Karirnya dimulai menjadi
keyboardis beberapa band rock, sebelum akhirnya pindah ke Amerika di
mana ia menimba ilmu musik di Musicians Institute in Hollywood,
California. Pada tahun 1996, gitaris bernama Josephine Soegijanty ini
bergabung dengan band cewek bernama Phantom Blue. Ia menggunakan nama
aslinya, Josephine, hingga akhirnya band itu bubar pada 2001.
Dan di Juni tahun yang sama, Jojo bersama penggebuk drum Linda
McDonald, vokalis Jenny Warren, bassis Melanie Sisneros, dan gitaris
Sara Marsh (mantan personel Bandit) membentuk sebuah tribute band
bernama The Iron Maidens. Ini adalah band tribute wanita satu-satunya di
dunia kepada Iron Maiden. Di sini ia menjadi Adrienne Smith, versi
wanita gitaris Iron Maiden, Adrian Smith. Prestasi yang dirainya yakni
tiga Rock City Awards sebagai Best Female Guitarist. Tahun 2005, Jojo
meninggalkan The Iron Maidens dan mengejar karir bersama suaminya, Danny
Draven, mengerjakan komposisi untuk score film.
Monopoli piawai alat musik gitar tidak hanya dikuasai kaum pria. Di
Indonesia pun kartini-kartini gitar banyak terdapat. Bahkan diantara
mereka kini bisa berkecimpung di dunia artis dan memiliki band papan
atas. Dan ini dia
10 gitaris wanita Terbaik indonesia.
1. PRISA RIANZI

Selain memiliki wajah cantik,
#gitaris
bernama lengkap Prisa Adinda Arini Rianzi ini menguasai permainan gitar
di atas rata-rata. Musik bergenre metal yang dihasilkan dari senar
gitarnya merupakan hasil inspirasinya dari band-band dunia yang
difavoritkan, seperti God Forbid, Trivium, As I Lay Dying, Killswitch
Engage, Shadows Fall, Megadeth, Slayer, Unearth, Lamb of God, The Black
Dahlia Murder.
Gadis kelahiran Jakarta, 6 Januari 1988 ini pun sempat terpilih
menjadi gitaris Sheila On 7 sebagai additional player untuk promo album
SO7 di bulan Juli 2006, serta gitaris J-Rock untuk lagu Kau Curi Lagi
pada Agustus 2007. Perjalanan karirnya cukup menarik, apalagi di awal
bermain gitar, ia hanya berbekal les karena ingin mengalahkan temannya.
Hingga akhirnya Prisa berhasil, dan pada Juli 2008, ia merilis album
solo pertamanya bertajuk PRISA – bukan hanya sebagai gitaris tapi juga
ikut menulis beberapa lirik.
2. MITHA THE VIRGIN

Gadis bernama lengkap Cameria Happy Pramita ini lahir di Jakarta, 2
Januari 1986. Sejak beranjak remaja ia sudah menguasai gitar. Bahkan
saat masih SMP ia sudah mulai ngeband bersama teman-temannya. Mitha
sempat juga membentuk band bernama Million Sekarsari dan menggantikan
posisi Ayu Ratna di Garasi Band untuk sementara waktu.
Perjalanan karirnya cukup menjanjikan saat diambil Ahmad Dhani. Ia
didaulat menjadi gitaris The Rock versi Indonesia yang menjadi trigger
lonjakan karirnya. Sukses di The Rock, Mitha dipercaya membentuk grup
yang masih di bawah asuhan Dhani bernama The Virgin. Di sini karirnya
makin pesat hingga diambil untuk bernyanyi bersama Mulan Jameela di lagu
Cinta Mati II dan Cinta Fitri. Proyek Dhani lainnya yakni T.R.I.A.D.
juga mengambil Mitha sebagai gitaris.
3. TASHEA NICOLE DELANEY

Berawal dari kecintaannya mendengarkan band-band classic rock seperti
Led Zeppelin, Skid Row, hingga Motley Crue sejak kecil, Tashea jatuh
cinta pada suara gitar dengan warna metal. Gadis kelahiran Jakarta, 10
Juli 1988 ini pun belajar sendiri secara otodidak, dan akhirnya
mendirikan sebuah band bernama Painkiller pada 2003 dan meluncurkan
album indie.
#Gadis
blasteran Texas-Medan ini juga telah menghasilkan album kompilasi
METALIK KLINIK 9. Pada tahun 2008, Tashea didaulat menjadi mentor lagu
berbahasa inggris milik band Radja, yang akhirnya membawanya menjadi
model video klip Sama-Sama Suka milik Ian Kasela dkk dan terlibat dalam
berbagai konser Radja.
4. CHUA KOTAK

Cewek kelahiran Makassar, 3 April 1988 ini sudah mulai mengenal dunia
musik sejak duduk di bangku SMP di kota kelahirannya. Gadis bernama
lengkap Swasti Sabdastantri yang akrab dipanggil Chua makin mengibarkan
sayap ketika berkuliah. Ketika tampil di salah satu acara bersama band
kampusnya, Chua memikat hati seorang manajer band indie V-Mail – band
yang waktu itu dinaungi Mitha The Virgin. Ia kemudian direkrut V-Mail
dan tampil di beberapa acara.
Tak lama kemudian, karir Chua kian berkembang. Ia diangkat sebagai
bassist Kotak dalam pembuatan album kedua. Chua merupakan pembetot bass
ketiga Kotak setelah ditinggalkan Prinzes ‘Icez’ Amanda yang sekarang
menjadi personel T.R.I.A.D. dan Nissa Hamzah yang hijrah ke Omelette.
5. PRINZES ‘ICES’ AMANDA

Icez mengawali karirnya dengan mengikuti audisi bassis di The Dream
Band. Saat itu ia begitu yakin dengan bakatnya sebagai pembetot bass
yang memiliki skill di atas rata-rata. Performanya yang memukau
membuatnya meraih predikat sebagai bassis terbaik. Gadis kelahiran
Bandung, Juni 1987 ini sempat menjadi bassis band Kotak dan akhirnya
diambil Ahmad Dhani sebagai bassis The Rock Indonesia.
6. DODO D’CINNAMONS

Bernama asli Diana Widoera, Dodo merupakan salah satu pendiri resmi D
Cinnamons pada 2004 lalu. Tidak hanya di gitar, Dodo juga berperan
sebagai vokalis. Suaranya yang berat tak sedikit membuat orang
terkagum-kagum. Apalagi dengan lantunan gitar akustiknya jika sudah
mulai bermain. Dodo bisa dibilang jadi salah satu gitaris plus vokalis
yang patut dilirik.
7. QOQO SHE

Nama lengkap cewek manis ini adalah Qotrunnada Fitriana. Kehadiran
Qoqo di SHE berawal dari pergantian Jesica Lindross yang harus mengikuti
sang suami ke Finlandia. Qoqo langsung dipercaya memegang gitar
elektrik dalam lantunan lagu-lagu apik SHE. Personel terbungsu tersebut
mampu memberikan nuansa rock pada grup musik ini yang membuat album
kedua mereka berwarna beda ketimbang sebelumnya. Banyak yang bilang juga
kalau Qoqo lebih garang ketimbang Jesica.
8. OPPIE ANDARESTA

Muncul di belantika musik tanah air dengan gitar dan suara merdunya,
wanita kelahiran Jakarta, 20 Januari 1973 ini langsung mendapat tempat
di hati pecinta musik. Lima album sudah ia hasilkan dari tahun 1993.
Perjalanan karirnya cukup mulus. Sayangnya, Oppie jarang terdengar lagi.
Terakhir di tahun 2009, ia ‘hanya’ meluncurkan satu single berjudul I’m
Single, I’m Very Happy. Single ini diluncurkan – tanpa album, sebagai
rasa prihatin Oppie terhadap maraknya pembajakan di negeri ini.
9. NISSA OMELETTE

Nama aslinya Tjut Faranissa Bachrumsyah. Bassist satu ini lahir di
Jakarta, 22 April 1989 dan tercatat sudah bergabung dengan
bermacam-macam band seperti Aria Grands, Telor Ceplok, Music School All
Stars, Kotak, hingga akhirnya bermuara di Omelette.
Awalnya, Nissa mengenal musik sejak masih balita. Maklum saja, sang
mama ternyata adalah salah satu personel Aria Band yang laris di TVRI di
era 1980-an. Dari situ ia pun diarahkan untuk mengenal musik lebih
jauh. Ia diminta mendalami piano. Namun lama-kelamaan piano tidak
membuatnya jatuh cinta, dan akhirnya ia tertarik pada bass di kelas 6
SD. Seiring karirnya, pada tahun 2005 akhir, Nissa ditawari Thomas
Ramadhan di album BASS HEROES yang di bawah asuhan Sony BMG – dan tampil
di lagu Rush.
10. JOJO DRAVEN

Mungkin nama Jojo jarang dikenal di Indonesia. Maklum saja, penyanyi
berdarah Jawa ini lebih dikenal di luar negeri. Karirnya dimulai menjadi
keyboardis beberapa band rock, sebelum akhirnya pindah ke Amerika di
mana ia menimba ilmu musik di Musicians Institute in Hollywood,
California. Pada tahun 1996, gitaris bernama Josephine Soegijanty ini
bergabung dengan band cewek bernama Phantom Blue. Ia menggunakan nama
aslinya, Josephine, hingga akhirnya band itu bubar pada 2001.
Dan di Juni tahun yang sama, Jojo bersama penggebuk drum Linda
McDonald, vokalis Jenny Warren, bassis Melanie Sisneros, dan gitaris
Sara Marsh (mantan personel Bandit) membentuk sebuah tribute band
bernama The Iron Maidens. Ini adalah band tribute wanita satu-satunya di
dunia kepada Iron Maiden. Di sini ia menjadi Adrienne Smith, versi
wanita gitaris Iron Maiden, Adrian Smith. Prestasi yang dirainya yakni
tiga Rock City Awards sebagai Best Female Guitarist. Tahun 2005, Jojo
meninggalkan The Iron Maidens dan mengejar karir bersama suaminya, Danny
Draven, mengerjakan komposisi untuk score film.
Monopoli piawai alat musik gitar tidak hanya dikuasai kaum pria. Di
Indonesia pun kartini-kartini gitar banyak terdapat. Bahkan diantara
mereka kini bisa berkecimpung di dunia artis dan memiliki band papan
atas. Dan ini dia
10 gitaris wanita Terbaik indonesia.
1. PRISA RIANZI

Selain memiliki wajah cantik,
#gitaris
bernama lengkap Prisa Adinda Arini Rianzi ini menguasai permainan gitar
di atas rata-rata. Musik bergenre metal yang dihasilkan dari senar
gitarnya merupakan hasil inspirasinya dari band-band dunia yang
difavoritkan, seperti God Forbid, Trivium, As I Lay Dying, Killswitch
Engage, Shadows Fall, Megadeth, Slayer, Unearth, Lamb of God, The Black
Dahlia Murder.
Gadis kelahiran Jakarta, 6 Januari 1988 ini pun sempat terpilih
menjadi gitaris Sheila On 7 sebagai additional player untuk promo album
SO7 di bulan Juli 2006, serta gitaris J-Rock untuk lagu Kau Curi Lagi
pada Agustus 2007. Perjalanan karirnya cukup menarik, apalagi di awal
bermain gitar, ia hanya berbekal les karena ingin mengalahkan temannya.
Hingga akhirnya Prisa berhasil, dan pada Juli 2008, ia merilis album
solo pertamanya bertajuk PRISA – bukan hanya sebagai gitaris tapi juga
ikut menulis beberapa lirik.
2. MITHA THE VIRGIN

Gadis bernama lengkap Cameria Happy Pramita ini lahir di Jakarta, 2
Januari 1986. Sejak beranjak remaja ia sudah menguasai gitar. Bahkan
saat masih SMP ia sudah mulai ngeband bersama teman-temannya. Mitha
sempat juga membentuk band bernama Million Sekarsari dan menggantikan
posisi Ayu Ratna di Garasi Band untuk sementara waktu.
Perjalanan karirnya cukup menjanjikan saat diambil Ahmad Dhani. Ia
didaulat menjadi gitaris The Rock versi Indonesia yang menjadi trigger
lonjakan karirnya. Sukses di The Rock, Mitha dipercaya membentuk grup
yang masih di bawah asuhan Dhani bernama The Virgin. Di sini karirnya
makin pesat hingga diambil untuk bernyanyi bersama Mulan Jameela di lagu
Cinta Mati II dan Cinta Fitri. Proyek Dhani lainnya yakni T.R.I.A.D.
juga mengambil Mitha sebagai gitaris.
3. TASHEA NICOLE DELANEY

Berawal dari kecintaannya mendengarkan band-band classic rock seperti
Led Zeppelin, Skid Row, hingga Motley Crue sejak kecil, Tashea jatuh
cinta pada suara gitar dengan warna metal. Gadis kelahiran Jakarta, 10
Juli 1988 ini pun belajar sendiri secara otodidak, dan akhirnya
mendirikan sebuah band bernama Painkiller pada 2003 dan meluncurkan
album indie.
#Gadis
blasteran Texas-Medan ini juga telah menghasilkan album kompilasi
METALIK KLINIK 9. Pada tahun 2008, Tashea didaulat menjadi mentor lagu
berbahasa inggris milik band Radja, yang akhirnya membawanya menjadi
model video klip Sama-Sama Suka milik Ian Kasela dkk dan terlibat dalam
berbagai konser Radja.
4. CHUA KOTAK

Cewek kelahiran Makassar, 3 April 1988 ini sudah mulai mengenal dunia
musik sejak duduk di bangku SMP di kota kelahirannya. Gadis bernama
lengkap Swasti Sabdastantri yang akrab dipanggil Chua makin mengibarkan
sayap ketika berkuliah. Ketika tampil di salah satu acara bersama band
kampusnya, Chua memikat hati seorang manajer band indie V-Mail – band
yang waktu itu dinaungi Mitha The Virgin. Ia kemudian direkrut V-Mail
dan tampil di beberapa acara.
Tak lama kemudian, karir Chua kian berkembang. Ia diangkat sebagai
bassist Kotak dalam pembuatan album kedua. Chua merupakan pembetot bass
ketiga Kotak setelah ditinggalkan Prinzes ‘Icez’ Amanda yang sekarang
menjadi personel T.R.I.A.D. dan Nissa Hamzah yang hijrah ke Omelette.
5. PRINZES ‘ICES’ AMANDA

Icez mengawali karirnya dengan mengikuti audisi bassis di The Dream
Band. Saat itu ia begitu yakin dengan bakatnya sebagai pembetot bass
yang memiliki skill di atas rata-rata. Performanya yang memukau
membuatnya meraih predikat sebagai bassis terbaik. Gadis kelahiran
Bandung, Juni 1987 ini sempat menjadi bassis band Kotak dan akhirnya
diambil Ahmad Dhani sebagai bassis The Rock Indonesia.
6. DODO D’CINNAMONS

Bernama asli Diana Widoera, Dodo merupakan salah satu pendiri resmi D
Cinnamons pada 2004 lalu. Tidak hanya di gitar, Dodo juga berperan
sebagai vokalis. Suaranya yang berat tak sedikit membuat orang
terkagum-kagum. Apalagi dengan lantunan gitar akustiknya jika sudah
mulai bermain. Dodo bisa dibilang jadi salah satu gitaris plus vokalis
yang patut dilirik.
7. QOQO SHE

Nama lengkap cewek manis ini adalah Qotrunnada Fitriana. Kehadiran
Qoqo di SHE berawal dari pergantian Jesica Lindross yang harus mengikuti
sang suami ke Finlandia. Qoqo langsung dipercaya memegang gitar
elektrik dalam lantunan lagu-lagu apik SHE. Personel terbungsu tersebut
mampu memberikan nuansa rock pada grup musik ini yang membuat album
kedua mereka berwarna beda ketimbang sebelumnya. Banyak yang bilang juga
kalau Qoqo lebih garang ketimbang Jesica.
8. OPPIE ANDARESTA

Muncul di belantika musik tanah air dengan gitar dan suara merdunya,
wanita kelahiran Jakarta, 20 Januari 1973 ini langsung mendapat tempat
di hati pecinta musik. Lima album sudah ia hasilkan dari tahun 1993.
Perjalanan karirnya cukup mulus. Sayangnya, Oppie jarang terdengar lagi.
Terakhir di tahun 2009, ia ‘hanya’ meluncurkan satu single berjudul I’m
Single, I’m Very Happy. Single ini diluncurkan – tanpa album, sebagai
rasa prihatin Oppie terhadap maraknya pembajakan di negeri ini.
9. NISSA OMELETTE

Nama aslinya Tjut Faranissa Bachrumsyah. Bassist satu ini lahir di
Jakarta, 22 April 1989 dan tercatat sudah bergabung dengan
bermacam-macam band seperti Aria Grands, Telor Ceplok, Music School All
Stars, Kotak, hingga akhirnya bermuara di Omelette.
Awalnya, Nissa mengenal musik sejak masih balita. Maklum saja, sang
mama ternyata adalah salah satu personel Aria Band yang laris di TVRI di
era 1980-an. Dari situ ia pun diarahkan untuk mengenal musik lebih
jauh. Ia diminta mendalami piano. Namun lama-kelamaan piano tidak
membuatnya jatuh cinta, dan akhirnya ia tertarik pada bass di kelas 6
SD. Seiring karirnya, pada tahun 2005 akhir, Nissa ditawari Thomas
Ramadhan di album BASS HEROES yang di bawah asuhan Sony BMG – dan tampil
di lagu Rush.
10. JOJO DRAVEN

Mungkin nama Jojo jarang dikenal di Indonesia. Maklum saja, penyanyi
berdarah Jawa ini lebih dikenal di luar negeri. Karirnya dimulai menjadi
keyboardis beberapa band rock, sebelum akhirnya pindah ke Amerika di
mana ia menimba ilmu musik di Musicians Institute in Hollywood,
California. Pada tahun 1996, gitaris bernama Josephine Soegijanty ini
bergabung dengan band cewek bernama Phantom Blue. Ia menggunakan nama
aslinya, Josephine, hingga akhirnya band itu bubar pada 2001.
Dan di Juni tahun yang sama, Jojo bersama penggebuk drum Linda
McDonald, vokalis Jenny Warren, bassis Melanie Sisneros, dan gitaris
Sara Marsh (mantan personel Bandit) membentuk sebuah tribute band
bernama The Iron Maidens. Ini adalah band tribute wanita satu-satunya di
dunia kepada Iron Maiden. Di sini ia menjadi Adrienne Smith, versi
wanita gitaris Iron Maiden, Adrian Smith. Prestasi yang dirainya yakni
tiga Rock City Awards sebagai Best Female Guitarist. Tahun 2005, Jojo
meninggalkan The Iron Maidens dan mengejar karir bersama suaminya, Danny
Draven, mengerjakan komposisi untuk score film.
Monopoli piawai alat musik gitar tidak hanya dikuasai kaum pria. Di
Indonesia pun kartini-kartini gitar banyak terdapat. Bahkan diantara
mereka kini bisa berkecimpung di dunia artis dan memiliki band papan
atas. Dan ini dia
10 gitaris wanita Terbaik indonesia.
1. PRISA RIANZI

Selain memiliki wajah cantik,
#gitaris
bernama lengkap Prisa Adinda Arini Rianzi ini menguasai permainan gitar
di atas rata-rata. Musik bergenre metal yang dihasilkan dari senar
gitarnya merupakan hasil inspirasinya dari band-band dunia yang
difavoritkan, seperti God Forbid, Trivium, As I Lay Dying, Killswitch
Engage, Shadows Fall, Megadeth, Slayer, Unearth, Lamb of God, The Black
Dahlia Murder.
Gadis kelahiran Jakarta, 6 Januari 1988 ini pun sempat terpilih
menjadi gitaris Sheila On 7 sebagai additional player untuk promo album
SO7 di bulan Juli 2006, serta gitaris J-Rock untuk lagu Kau Curi Lagi
pada Agustus 2007. Perjalanan karirnya cukup menarik, apalagi di awal
bermain gitar, ia hanya berbekal les karena ingin mengalahkan temannya.
Hingga akhirnya Prisa berhasil, dan pada Juli 2008, ia merilis album
solo pertamanya bertajuk PRISA – bukan hanya sebagai gitaris tapi juga
ikut menulis beberapa lirik.
2. MITHA THE VIRGIN

Gadis bernama lengkap Cameria Happy Pramita ini lahir di Jakarta, 2
Januari 1986. Sejak beranjak remaja ia sudah menguasai gitar. Bahkan
saat masih SMP ia sudah mulai ngeband bersama teman-temannya. Mitha
sempat juga membentuk band bernama Million Sekarsari dan menggantikan
posisi Ayu Ratna di Garasi Band untuk sementara waktu.
Perjalanan karirnya cukup menjanjikan saat diambil Ahmad Dhani. Ia
didaulat menjadi gitaris The Rock versi Indonesia yang menjadi trigger
lonjakan karirnya. Sukses di The Rock, Mitha dipercaya membentuk grup
yang masih di bawah asuhan Dhani bernama The Virgin. Di sini karirnya
makin pesat hingga diambil untuk bernyanyi bersama Mulan Jameela di lagu
Cinta Mati II dan Cinta Fitri. Proyek Dhani lainnya yakni T.R.I.A.D.
juga mengambil Mitha sebagai gitaris.
3. TASHEA NICOLE DELANEY

Berawal dari kecintaannya mendengarkan band-band classic rock seperti
Led Zeppelin, Skid Row, hingga Motley Crue sejak kecil, Tashea jatuh
cinta pada suara gitar dengan warna metal. Gadis kelahiran Jakarta, 10
Juli 1988 ini pun belajar sendiri secara otodidak, dan akhirnya
mendirikan sebuah band bernama Painkiller pada 2003 dan meluncurkan
album indie.
#Gadis
blasteran Texas-Medan ini juga telah menghasilkan album kompilasi
METALIK KLINIK 9. Pada tahun 2008, Tashea didaulat menjadi mentor lagu
berbahasa inggris milik band Radja, yang akhirnya membawanya menjadi
model video klip Sama-Sama Suka milik Ian Kasela dkk dan terlibat dalam
berbagai konser Radja.
4. CHUA KOTAK

Cewek kelahiran Makassar, 3 April 1988 ini sudah mulai mengenal dunia
musik sejak duduk di bangku SMP di kota kelahirannya. Gadis bernama
lengkap Swasti Sabdastantri yang akrab dipanggil Chua makin mengibarkan
sayap ketika berkuliah. Ketika tampil di salah satu acara bersama band
kampusnya, Chua memikat hati seorang manajer band indie V-Mail – band
yang waktu itu dinaungi Mitha The Virgin. Ia kemudian direkrut V-Mail
dan tampil di beberapa acara.
Tak lama kemudian, karir Chua kian berkembang. Ia diangkat sebagai
bassist Kotak dalam pembuatan album kedua. Chua merupakan pembetot bass
ketiga Kotak setelah ditinggalkan Prinzes ‘Icez’ Amanda yang sekarang
menjadi personel T.R.I.A.D. dan Nissa Hamzah yang hijrah ke Omelette.
5. PRINZES ‘ICES’ AMANDA

Icez mengawali karirnya dengan mengikuti audisi bassis di The Dream
Band. Saat itu ia begitu yakin dengan bakatnya sebagai pembetot bass
yang memiliki skill di atas rata-rata. Performanya yang memukau
membuatnya meraih predikat sebagai bassis terbaik. Gadis kelahiran
Bandung, Juni 1987 ini sempat menjadi bassis band Kotak dan akhirnya
diambil Ahmad Dhani sebagai bassis The Rock Indonesia.
6. DODO D’CINNAMONS

Bernama asli Diana Widoera, Dodo merupakan salah satu pendiri resmi D
Cinnamons pada 2004 lalu. Tidak hanya di gitar, Dodo juga berperan
sebagai vokalis. Suaranya yang berat tak sedikit membuat orang
terkagum-kagum. Apalagi dengan lantunan gitar akustiknya jika sudah
mulai bermain. Dodo bisa dibilang jadi salah satu gitaris plus vokalis
yang patut dilirik.
7. QOQO SHE

Nama lengkap cewek manis ini adalah Qotrunnada Fitriana. Kehadiran
Qoqo di SHE berawal dari pergantian Jesica Lindross yang harus mengikuti
sang suami ke Finlandia. Qoqo langsung dipercaya memegang gitar
elektrik dalam lantunan lagu-lagu apik SHE. Personel terbungsu tersebut
mampu memberikan nuansa rock pada grup musik ini yang membuat album
kedua mereka berwarna beda ketimbang sebelumnya. Banyak yang bilang juga
kalau Qoqo lebih garang ketimbang Jesica.
8. OPPIE ANDARESTA

Muncul di belantika musik tanah air dengan gitar dan suara merdunya,
wanita kelahiran Jakarta, 20 Januari 1973 ini langsung mendapat tempat
di hati pecinta musik. Lima album sudah ia hasilkan dari tahun 1993.
Perjalanan karirnya cukup mulus. Sayangnya, Oppie jarang terdengar lagi.
Terakhir di tahun 2009, ia ‘hanya’ meluncurkan satu single berjudul I’m
Single, I’m Very Happy. Single ini diluncurkan – tanpa album, sebagai
rasa prihatin Oppie terhadap maraknya pembajakan di negeri ini.
9. NISSA OMELETTE

Nama aslinya Tjut Faranissa Bachrumsyah. Bassist satu ini lahir di
Jakarta, 22 April 1989 dan tercatat sudah bergabung dengan
bermacam-macam band seperti Aria Grands, Telor Ceplok, Music School All
Stars, Kotak, hingga akhirnya bermuara di Omelette.
Awalnya, Nissa mengenal musik sejak masih balita. Maklum saja, sang
mama ternyata adalah salah satu personel Aria Band yang laris di TVRI di
era 1980-an. Dari situ ia pun diarahkan untuk mengenal musik lebih
jauh. Ia diminta mendalami piano. Namun lama-kelamaan piano tidak
membuatnya jatuh cinta, dan akhirnya ia tertarik pada bass di kelas 6
SD. Seiring karirnya, pada tahun 2005 akhir, Nissa ditawari Thomas
Ramadhan di album BASS HEROES yang di bawah asuhan Sony BMG – dan tampil
di lagu Rush.
10. JOJO DRAVEN

Mungkin nama Jojo jarang dikenal di Indonesia. Maklum saja, penyanyi
berdarah Jawa ini lebih dikenal di luar negeri. Karirnya dimulai menjadi
keyboardis beberapa band rock, sebelum akhirnya pindah ke Amerika di
mana ia menimba ilmu musik di Musicians Institute in Hollywood,
California. Pada tahun 1996, gitaris bernama Josephine Soegijanty ini
bergabung dengan band cewek bernama Phantom Blue. Ia menggunakan nama
aslinya, Josephine, hingga akhirnya band itu bubar pada 2001.
Dan di Juni tahun yang sama, Jojo bersama penggebuk drum Linda
McDonald, vokalis Jenny Warren, bassis Melanie Sisneros, dan gitaris
Sara Marsh (mantan personel Bandit) membentuk sebuah tribute band
bernama The Iron Maidens. Ini adalah band tribute wanita satu-satunya di
dunia kepada Iron Maiden. Di sini ia menjadi Adrienne Smith, versi
wanita gitaris Iron Maiden, Adrian Smith. Prestasi yang dirainya yakni
tiga Rock City Awards sebagai Best Female Guitarist. Tahun 2005, Jojo
meninggalkan The Iron Maidens dan mengejar karir bersama suaminya, Danny
Draven, mengerjakan komposisi untuk score film.
BeritAnda - Keroncong
merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai
nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik
keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita. Pada kesempatan kali ini
kita akan menyajikan secara lengkap mengenai
Sejarah Musik Keroncong dan Perkembangannya di Indonesia untuk menambah wawasan kita khususnya terhadap salah satu musik khas Indonesia
Sejarah Musik Keroncong
Musik
keroncong masuk ke negara Indonesia dibawa oleh para pelaut dan budak
kapal niaga bangsa sejak abad ke-16. Waktu itu, keroncong dikenal dengan
fado, sejenis musik Portugis. Musik keroncong masuk pertama kali di
Malaka dari daratan India (Goa) yang kemudian dimainkan oleh para budak
dari Maluku. Pada abad ke-17, pengaruh portugis melemah di Nusantara,
tapi musik ini tidak ikut hilang.
Awal
mulanya bentuk musik ini adalah moresco, yaitu sebuah tarian asal
Spanyol. Kemudian salah satu lagunya disusun kembali oleh Kusbini dan
dikenal dengan nama Kr. Muritsu, yang diiringi oleh alat musik dawai.
Seiiring dengan perkembangan zaman, banyak alat musik tradisional yang
mulai muncul, seperti seruling dan gamelan. Pada abad ke-19, musik
keroncong ini mulai popular di berbagai daerah di nusantara, sampai ke
Semenanjung Malaya, sampai tahun 1960-an.
Setelah
itu, musik keroncong pun mulai redup karena banyaknya musik popular
yang masuk ke indistri musik Indonesia, seperti musik rock yang
berkembang sejak tahun 1950 dan berkembangnya musik Beatle sejenisnya
pada tahun 1961 sampai dengan sekarang.
Akan
tetapi, meskipun musik di Indonesia ini semakin berkembang, musik
keroncong tetap ada dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di
Indonesia dan di negara Malaysia pun sampai sekarang.
Alat-alat
musik yang dimainkan untuk mengiringi lagu keroncong pada awalnya hanya
diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulele, dan selo. Alat musik
perkusi jarang dipakai. Perlengkapan alat musik seperti ini masih
dipakai oleh Keroncong Tugu, yaitu komunitas keroncong keturunan budak
Portugis dari Ambon yang tinggal di kampung Tugu, Jakarta Utara.
Kemudian
musik ini berkembang ke daerah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh
orang Betawi yang berbaur dengan musik Tanjador pada tahun 1880-1920.
Pada tahun 1920-1960, pusat perkembangan musik keroncong pindah ke
daerah Solo dan musiknya pun menjadi lebih lambat sesuai dengan sifat
orang Jawa.
Saat
ini, alat musik yang dipakai oleh para pemain musik keroncong sudah
berkembang. Berikut ini alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong
yang sering ditampilkan.
1. Ukulele.
Memiliki dawai 3 (nilon) yang mempunyai urutan nada G, B, E. Alat ini
mengeluarkan suara crong-crong, sehingga disebut keroncong yang
ditemukan pada tahun 1878 di hawai dan merupakan awal mula musik
keroncong.
2. Ukulele yang memiliki 4 (baja). Urutan nadanya A, D, Fis, dan B.
3. Gitar akustik yang berfungsi sebagai gitar melodi yang dimainkan dengan gaya kontrapuntis (anti melodi).
4. Biola adalah alat yang menggantikan rebab.
5. Flute menggantikan suling bambu. Pada era keroncong abadi, suling bohm dipakai sebagai alat pengiring.
6. Selo menggantikan kendang.
7. Kontrabas menggantikan gong yang dimainkan dengan dipetik.
Pada
saat dimainkan, ukulele dan bas adalah penjaga iraa. Gitar dan selo
mengatur peralihan akord dan biola sebagai penuntun melodis sekaligus
sebagai ornamen bawah. Flute berfungsi menghias atas dengan mengisi
ruang melodi yang kosong.
Pada saat ini, musik keroncong
dicampur dengan musik populer dengan menggunakan organ tunggal dan
synthesizer, sehingga menghasilkan musik campuran.
Tokoh Keroncong
Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam
membesarkan musik keroncong adalah alm. Gesang. Lelaki asal kota
Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari
pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di
sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah "Bengawan Solo".
Lantaran pengabdiannya itulah, alm. Gesang dijuluki "Buaya Keroncong"
oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong.
"Buaya Keroncong"
Asal muasal sebutan "Buaya Keroncong" berkisar pada lagu ciptaannya,
Bengawan Solo. Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah
Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai.
Reptil terbesar itu dihabitatnya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi
pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa
alm. Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong".
Perkembangan Musik Keroncong
Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920). Ukulele ditemukan pada tahun
1879 di Hawaii, sehingga diperkirakan pada tahun berikutnya Keroncong
baru menjelma pada tahun 1880, di daerah Tugu kemudian menyebar ke
selatan daerah Kemayoran dan Gambir (lihat ada lagu Kemayoran dan Pasar
Gambir, sekitar tahun 1913). Komedie Stamboel 1891-1903 lahir di Kota
Pelabuhan Surabaya tahun 1891, berupaPentas Gaya Instanbul, yang
mengadakan pertunjukan keliling di Hindia Belanda, Singapura, dan Malaya
lewat jalur kereta api maupun kapal api.
Pada umumnya pertunjukan meliputi Cerita 1001 Malam (Arab) dan Cerita
Eropa (Opera maupun Rakyat), termasuk Hikayat India dan Persia. Sebagai
selingan, antar adegan maupun pembukaan, diperdengarkan musik mars,
polka, gambus, dan keroncong. Khusus musik keroncong dikenal pada waktu
itu Stambul I, Stambul II, dan Stambul III. Pada waktu itu lagu Stambul
berirama cepat (sekitar meter 120 untuk satu ketuk seperempat nada), di
mana Warga Kampung Tugu maupun Kusbini menyebut sebagai Keroncong
Portugis, sedangkan Gesang menyebut sebagai Keroncong Cepat, dan berbaur
dengan Tanjidor yang asli Betawi.
Musik
keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang
digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga
macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi
pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong
sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku.
Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut.
Selain
itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi. Setelah
mengalami evolusi yang panjang sejak kedatangan orang Portugis di
Indonesia (1522) dan pemukiman para budak di daerah Kampung Tugu tahun
1661, dan ini merupakanmasa evolusi awal musik keroncong yang panjang
(1661-1880), hampir dua abad lamanya, namun belum memperlihatkan
identitas keroncong yang sebenarnya dengan suara crong-crong-crong,
sehingga boleh dikatakan musik keroncong belum lahir tahun 1661-1880.
Dan
akhirnya musik keroncong mengalami masa evolusi pendek terakhir sejak
tahun 1880 hingga kini, dengan tiga tahap perkembangan terakhir yang
sudah berlangsung dan satu perkiraan perkembangan baru (keroncong
millenium). Tonggak awal adalah pada tahun 1879, di saat penemuan
ukulele di Hawai yang segera menjadi alat musik utama dalam keroncong
(suara ukulele: crong-crong-crong), sedangkan awal keroncong millenium
sudah ada tanda-tandanya, namun belum berkembang (Bondan Prakoso).
Empat tahap masa perkembangan tersebut adalah
1. Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920),
2. Masa keroncong abadi (1920-1960),dan
3. Masa keroncong modern (1960-2000),serta
4. Masa keroncong millenium (2000-kini)
Penyanyi Keroncong Indonesia
1. Mus Mulyadi
Mus Mulyadi, pria kelahiran Surabaya ini telah malang melintang di
dunia musik keroncong. Ia pun dijuluki sebagai “Buaya Keroncong”.
Kemampuannya dalam olah vokal, terlebih lagi melakukan improvisasi dalam
menyanyi, membuatnya terkenal dengan cengkoknya yang khas. Ia bisa
melakukan perubahan tangga nada hingga enam tangga nada.
Mus
Mulyadi telah membuat kurang lebih 80 album keroncong. Beberapa di
antaranya merupakan album bersama dan album rohani. Mus Mulyadi pun
melakukan rekaman bersama penyanyi keroncong lainnya yakni Waljinah.
2. Waljinah
Waljinah merupakan penyanyi keroncong terbaik Indonesia. Beliau
dijuluki Walang Kekek karena lagunya yang berjudul Walang Kekek begitu
membahana, dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kiprah Waljinah dalam
dunia musik keroncong sudah diakui tidak hanya di Indonesia saja. Di
Malaysia, nama Waljinah cukup terkenal dan sering tampil di negeri jiran
tersebut. Waljinah memiliki kekhawatiran besar terhadap kelangsungan
musik asli Indonesia tersebut.
Sebagai
penyanyi keroncong kawakan, Waljinah memang mendedikasikan hidupnya
dengan bernyanyi di jalur musik keroncong. Ia begitu memiliki kepedulian
yang sangat besar terhadap pelestarian musik keroncong ini. Jika ia
perhatikan, minat kaum muda terhadap musik keroncong tidak begitu besar
dibandingkan dengan jenis musik lain seperti musik pop.
Untuk
mengubah paradigma masyarakat dan memunculkan kesukaan masyarakat luas
terhadap musik keroncong, Waljinah yang juga tak hanya memiliki
kemampuan asah vokal di jalur musik keroncong, juga melakukan duet
dengan penyanyi pop Chrisye dalam lagu Semusim. Kehadirannya dalam album
Chrisye mampu memikat banyak penggemar musik pop untuk juga
mendendangkan dan mulai menyukai musik keroncong, bahkan di kalangan
anak muda.
Eksistensi
dan usahanya mengembangkan terus musik keroncong memang membuktikan
bahwa Waljinah merupakan sosok penyanyi keroncong kawakan Indonesia.
Meski usianya sudah tidak lagi muda, ia tetap eksis bernyanyi,
menyanyikan musik keroncong, musik tanah air yang begitu dicintainya.
3. Sundari Soekotjo
Selain Mus Mulyadi dan Waljinah, masih banyak penyanyi keroncong yang
dimiliki Indonesia. Satu di antaranya yang terbilang cukup terkenal
yakni Sundari Soekotjo. Penyanyi keroncong yang bergelar doktor ini
memang dikenal oleh masyarakat tidak hanya dari suaranya saja, namun
juga dari kepribadiannya yang santun, rendah hati, dan parasnya yang
cantik. Meski sibuk mengajar sebagai staf dosen, Sundari tetap menekuni
dunia musik keroncong untuk memelihara dan melestarikan musik asli
Indonesia ini.
Persaingan
yang terjadi di belantika musik Indonesia semakin ramai dan ketat.
Orang-orang yang terjun ke dunia musik semakin banyak. Jenis musik yang
sedang eksis pada saat itu apa, langsung digeluti. Hal tersebut mendapat
kesan bahwa orang-orang yang bermunculan ke dunia musik hanya
ikut-ikutan saja atau hanya sekadar numpang eksis.
Setelah
jenis musiknya sudah tidak laku lagi atau hilang di pasaran, maka
hilang pula ke eksisannya di dunia musik. Hanya pada saat itu saja
munculnya, setelah itu hilang tanpa bekas. Berbeda dengan musisi yang
memang benar-benar mempunyai bakat di dunia musik. Mereka menciptakan
sebuah lagu dengan penuh perhitungan, mulai dari pembuatan lirik lagu
sampai musiknya. Bukan semata-mata karena ikut-ikutan saja.
Hal
tersebut membuat eksistensi musisi tersebut di belantika musik
Indonesia bertahan cukup lama dan tetap dikenang oleh masyarakat umum.
Bandingkan dengan musisi baru yang hanya ikut-ikutan eksis saja,
kemunculannya hanya sebentar di belantika musik Indonesia dan hilang
begitu saja. Berdasarkan penjelasan tersebut, kita dapat melihat
bagaimana efek dari banyaknya kemunculan musisi baru yang hanya numpang
eksis saja. Kualitas musik Indonesia semakin berkurang, baik dari
liriknya ataupun musiknya.
Miris
sekali melihat belantika musik di Indonesia diramaikan oleh musik-musik
yang kurang berkualitas. Selera musik masyarakat Indonesia semakin
menurun. Begitu juga banyaknya musisi baru yang membuat lagu dengan
lirik yang tidak pantas atau tidak bermoral.
Berbeda
dengan musik atau lagu-lagu daerah yang sampai sekarang masih eksis.
Akan tetapi, karena jarang ada yang menyanyikannya, musik-musik daerah
dan tradisional pun semakin hari semakin meredup, termasuk musik
kerincong ini.
Untuk
itu, pelestarian musik tradisional perlu digalakkan kembali. Banyak
cara untuk melakukan hal tersebut, salah satunya adalah dengan
menyanyikan kembali lagu-lagu daerah tersebut di masyarakat umum dengan
diiringi musik yang popular saat ini. (BARA)
- See more at:
http://www.beritanda.com/seni-dan-sastra/sastra-daerah/12486-sejarah-musik-keroncong-dan-perkembangannya.html#sthash.WXGjQBgO.dpuf
BeritAnda - Keroncong
merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai
nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik
keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita. Pada kesempatan kali ini
kita akan menyajikan secara lengkap mengenai
Sejarah Musik Keroncong dan Perkembangannya di Indonesia untuk menambah wawasan kita khususnya terhadap salah satu musik khas Indonesia
Sejarah Musik Keroncong
Musik
keroncong masuk ke negara Indonesia dibawa oleh para pelaut dan budak
kapal niaga bangsa sejak abad ke-16. Waktu itu, keroncong dikenal dengan
fado, sejenis musik Portugis. Musik keroncong masuk pertama kali di
Malaka dari daratan India (Goa) yang kemudian dimainkan oleh para budak
dari Maluku. Pada abad ke-17, pengaruh portugis melemah di Nusantara,
tapi musik ini tidak ikut hilang.
Awal
mulanya bentuk musik ini adalah moresco, yaitu sebuah tarian asal
Spanyol. Kemudian salah satu lagunya disusun kembali oleh Kusbini dan
dikenal dengan nama Kr. Muritsu, yang diiringi oleh alat musik dawai.
Seiiring dengan perkembangan zaman, banyak alat musik tradisional yang
mulai muncul, seperti seruling dan gamelan. Pada abad ke-19, musik
keroncong ini mulai popular di berbagai daerah di nusantara, sampai ke
Semenanjung Malaya, sampai tahun 1960-an.
Setelah
itu, musik keroncong pun mulai redup karena banyaknya musik popular
yang masuk ke indistri musik Indonesia, seperti musik rock yang
berkembang sejak tahun 1950 dan berkembangnya musik Beatle sejenisnya
pada tahun 1961 sampai dengan sekarang.
Akan
tetapi, meskipun musik di Indonesia ini semakin berkembang, musik
keroncong tetap ada dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di
Indonesia dan di negara Malaysia pun sampai sekarang.
Alat-alat
musik yang dimainkan untuk mengiringi lagu keroncong pada awalnya hanya
diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulele, dan selo. Alat musik
perkusi jarang dipakai. Perlengkapan alat musik seperti ini masih
dipakai oleh Keroncong Tugu, yaitu komunitas keroncong keturunan budak
Portugis dari Ambon yang tinggal di kampung Tugu, Jakarta Utara.
Kemudian
musik ini berkembang ke daerah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh
orang Betawi yang berbaur dengan musik Tanjador pada tahun 1880-1920.
Pada tahun 1920-1960, pusat perkembangan musik keroncong pindah ke
daerah Solo dan musiknya pun menjadi lebih lambat sesuai dengan sifat
orang Jawa.
Saat
ini, alat musik yang dipakai oleh para pemain musik keroncong sudah
berkembang. Berikut ini alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong
yang sering ditampilkan.
1. Ukulele.
Memiliki dawai 3 (nilon) yang mempunyai urutan nada G, B, E. Alat ini
mengeluarkan suara crong-crong, sehingga disebut keroncong yang
ditemukan pada tahun 1878 di hawai dan merupakan awal mula musik
keroncong.
2. Ukulele yang memiliki 4 (baja). Urutan nadanya A, D, Fis, dan B.
3. Gitar akustik yang berfungsi sebagai gitar melodi yang dimainkan dengan gaya kontrapuntis (anti melodi).
4. Biola adalah alat yang menggantikan rebab.
5. Flute menggantikan suling bambu. Pada era keroncong abadi, suling bohm dipakai sebagai alat pengiring.
6. Selo menggantikan kendang.
7. Kontrabas menggantikan gong yang dimainkan dengan dipetik.
Pada
saat dimainkan, ukulele dan bas adalah penjaga iraa. Gitar dan selo
mengatur peralihan akord dan biola sebagai penuntun melodis sekaligus
sebagai ornamen bawah. Flute berfungsi menghias atas dengan mengisi
ruang melodi yang kosong.
Pada saat ini, musik keroncong
dicampur dengan musik populer dengan menggunakan organ tunggal dan
synthesizer, sehingga menghasilkan musik campuran.
Tokoh Keroncong
Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam
membesarkan musik keroncong adalah alm. Gesang. Lelaki asal kota
Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari
pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di
sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah "Bengawan Solo".
Lantaran pengabdiannya itulah, alm. Gesang dijuluki "Buaya Keroncong"
oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong.
"Buaya Keroncong"
Asal muasal sebutan "Buaya Keroncong" berkisar pada lagu ciptaannya,
Bengawan Solo. Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah
Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai.
Reptil terbesar itu dihabitatnya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi
pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa
alm. Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong".
Perkembangan Musik Keroncong
Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920). Ukulele ditemukan pada tahun
1879 di Hawaii, sehingga diperkirakan pada tahun berikutnya Keroncong
baru menjelma pada tahun 1880, di daerah Tugu kemudian menyebar ke
selatan daerah Kemayoran dan Gambir (lihat ada lagu Kemayoran dan Pasar
Gambir, sekitar tahun 1913). Komedie Stamboel 1891-1903 lahir di Kota
Pelabuhan Surabaya tahun 1891, berupaPentas Gaya Instanbul, yang
mengadakan pertunjukan keliling di Hindia Belanda, Singapura, dan Malaya
lewat jalur kereta api maupun kapal api.
Pada umumnya pertunjukan meliputi Cerita 1001 Malam (Arab) dan Cerita
Eropa (Opera maupun Rakyat), termasuk Hikayat India dan Persia. Sebagai
selingan, antar adegan maupun pembukaan, diperdengarkan musik mars,
polka, gambus, dan keroncong. Khusus musik keroncong dikenal pada waktu
itu Stambul I, Stambul II, dan Stambul III. Pada waktu itu lagu Stambul
berirama cepat (sekitar meter 120 untuk satu ketuk seperempat nada), di
mana Warga Kampung Tugu maupun Kusbini menyebut sebagai Keroncong
Portugis, sedangkan Gesang menyebut sebagai Keroncong Cepat, dan berbaur
dengan Tanjidor yang asli Betawi.
Musik
keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang
digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga
macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi
pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong
sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku.
Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut.
Selain
itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi. Setelah
mengalami evolusi yang panjang sejak kedatangan orang Portugis di
Indonesia (1522) dan pemukiman para budak di daerah Kampung Tugu tahun
1661, dan ini merupakanmasa evolusi awal musik keroncong yang panjang
(1661-1880), hampir dua abad lamanya, namun belum memperlihatkan
identitas keroncong yang sebenarnya dengan suara crong-crong-crong,
sehingga boleh dikatakan musik keroncong belum lahir tahun 1661-1880.
Dan
akhirnya musik keroncong mengalami masa evolusi pendek terakhir sejak
tahun 1880 hingga kini, dengan tiga tahap perkembangan terakhir yang
sudah berlangsung dan satu perkiraan perkembangan baru (keroncong
millenium). Tonggak awal adalah pada tahun 1879, di saat penemuan
ukulele di Hawai yang segera menjadi alat musik utama dalam keroncong
(suara ukulele: crong-crong-crong), sedangkan awal keroncong millenium
sudah ada tanda-tandanya, namun belum berkembang (Bondan Prakoso).
Empat tahap masa perkembangan tersebut adalah
1. Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920),
2. Masa keroncong abadi (1920-1960),dan
3. Masa keroncong modern (1960-2000),serta
4. Masa keroncong millenium (2000-kini)
Penyanyi Keroncong Indonesia
1. Mus Mulyadi
Mus Mulyadi, pria kelahiran Surabaya ini telah malang melintang di
dunia musik keroncong. Ia pun dijuluki sebagai “Buaya Keroncong”.
Kemampuannya dalam olah vokal, terlebih lagi melakukan improvisasi dalam
menyanyi, membuatnya terkenal dengan cengkoknya yang khas. Ia bisa
melakukan perubahan tangga nada hingga enam tangga nada.
Mus
Mulyadi telah membuat kurang lebih 80 album keroncong. Beberapa di
antaranya merupakan album bersama dan album rohani. Mus Mulyadi pun
melakukan rekaman bersama penyanyi keroncong lainnya yakni Waljinah.
2. Waljinah
Waljinah merupakan penyanyi keroncong terbaik Indonesia. Beliau
dijuluki Walang Kekek karena lagunya yang berjudul Walang Kekek begitu
membahana, dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kiprah Waljinah dalam
dunia musik keroncong sudah diakui tidak hanya di Indonesia saja. Di
Malaysia, nama Waljinah cukup terkenal dan sering tampil di negeri jiran
tersebut. Waljinah memiliki kekhawatiran besar terhadap kelangsungan
musik asli Indonesia tersebut.
Sebagai
penyanyi keroncong kawakan, Waljinah memang mendedikasikan hidupnya
dengan bernyanyi di jalur musik keroncong. Ia begitu memiliki kepedulian
yang sangat besar terhadap pelestarian musik keroncong ini. Jika ia
perhatikan, minat kaum muda terhadap musik keroncong tidak begitu besar
dibandingkan dengan jenis musik lain seperti musik pop.
Untuk
mengubah paradigma masyarakat dan memunculkan kesukaan masyarakat luas
terhadap musik keroncong, Waljinah yang juga tak hanya memiliki
kemampuan asah vokal di jalur musik keroncong, juga melakukan duet
dengan penyanyi pop Chrisye dalam lagu Semusim. Kehadirannya dalam album
Chrisye mampu memikat banyak penggemar musik pop untuk juga
mendendangkan dan mulai menyukai musik keroncong, bahkan di kalangan
anak muda.
Eksistensi
dan usahanya mengembangkan terus musik keroncong memang membuktikan
bahwa Waljinah merupakan sosok penyanyi keroncong kawakan Indonesia.
Meski usianya sudah tidak lagi muda, ia tetap eksis bernyanyi,
menyanyikan musik keroncong, musik tanah air yang begitu dicintainya.
3. Sundari Soekotjo
Selain Mus Mulyadi dan Waljinah, masih banyak penyanyi keroncong yang
dimiliki Indonesia. Satu di antaranya yang terbilang cukup terkenal
yakni Sundari Soekotjo. Penyanyi keroncong yang bergelar doktor ini
memang dikenal oleh masyarakat tidak hanya dari suaranya saja, namun
juga dari kepribadiannya yang santun, rendah hati, dan parasnya yang
cantik. Meski sibuk mengajar sebagai staf dosen, Sundari tetap menekuni
dunia musik keroncong untuk memelihara dan melestarikan musik asli
Indonesia ini.
Persaingan
yang terjadi di belantika musik Indonesia semakin ramai dan ketat.
Orang-orang yang terjun ke dunia musik semakin banyak. Jenis musik yang
sedang eksis pada saat itu apa, langsung digeluti. Hal tersebut mendapat
kesan bahwa orang-orang yang bermunculan ke dunia musik hanya
ikut-ikutan saja atau hanya sekadar numpang eksis.
Setelah
jenis musiknya sudah tidak laku lagi atau hilang di pasaran, maka
hilang pula ke eksisannya di dunia musik. Hanya pada saat itu saja
munculnya, setelah itu hilang tanpa bekas. Berbeda dengan musisi yang
memang benar-benar mempunyai bakat di dunia musik. Mereka menciptakan
sebuah lagu dengan penuh perhitungan, mulai dari pembuatan lirik lagu
sampai musiknya. Bukan semata-mata karena ikut-ikutan saja.
Hal
tersebut membuat eksistensi musisi tersebut di belantika musik
Indonesia bertahan cukup lama dan tetap dikenang oleh masyarakat umum.
Bandingkan dengan musisi baru yang hanya ikut-ikutan eksis saja,
kemunculannya hanya sebentar di belantika musik Indonesia dan hilang
begitu saja. Berdasarkan penjelasan tersebut, kita dapat melihat
bagaimana efek dari banyaknya kemunculan musisi baru yang hanya numpang
eksis saja. Kualitas musik Indonesia semakin berkurang, baik dari
liriknya ataupun musiknya.
Miris
sekali melihat belantika musik di Indonesia diramaikan oleh musik-musik
yang kurang berkualitas. Selera musik masyarakat Indonesia semakin
menurun. Begitu juga banyaknya musisi baru yang membuat lagu dengan
lirik yang tidak pantas atau tidak bermoral.
Berbeda
dengan musik atau lagu-lagu daerah yang sampai sekarang masih eksis.
Akan tetapi, karena jarang ada yang menyanyikannya, musik-musik daerah
dan tradisional pun semakin hari semakin meredup, termasuk musik
kerincong ini.
Untuk
itu, pelestarian musik tradisional perlu digalakkan kembali. Banyak
cara untuk melakukan hal tersebut, salah satunya adalah dengan
menyanyikan kembali lagu-lagu daerah tersebut di masyarakat umum dengan
diiringi musik yang popular saat ini. (BARA)
- See more at:
http://www.beritanda.com/seni-dan-sastra/sastra-daerah/12486-sejarah-musik-keroncong-dan-perkembangannya.html#sthash.WXGjQBgO.dpufMonopoli piawai alat musik gitar tidak hanya dikuasai kaum pria. Di
Indonesia pun kartini-kartini gitar banyak terdapat. Bahkan diantara
mereka kini bisa berkecimpung di dunia artis dan memiliki band papan
atas. Dan ini dia
10 gitaris wanita Terbaik indonesia.
1. PRISA RIANZI

Selain memiliki wajah cantik,
#gitaris
bernama lengkap Prisa Adinda Arini Rianzi ini menguasai permainan gitar
di atas rata-rata. Musik bergenre metal yang dihasilkan dari senar
gitarnya merupakan hasil inspirasinya dari band-band dunia yang
difavoritkan, seperti God Forbid, Trivium, As I Lay Dying, Killswitch
Engage, Shadows Fall, Megadeth, Slayer, Unearth, Lamb of God, The Black
Dahlia Murder.
Gadis kelahiran Jakarta, 6 Januari 1988 ini pun sempat terpilih
menjadi gitaris Sheila On 7 sebagai additional player untuk promo album
SO7 di bulan Juli 2006, serta gitaris J-Rock untuk lagu Kau Curi Lagi
pada Agustus 2007. Perjalanan karirnya cukup menarik, apalagi di awal
bermain gitar, ia hanya berbekal les karena ingin mengalahkan temannya.
Hingga akhirnya Prisa berhasil, dan pada Juli 2008, ia merilis album
solo pertamanya bertajuk PRISA – bukan hanya sebagai gitaris tapi juga
ikut menulis beberapa lirik.
2. MITHA THE VIRGIN

Gadis bernama lengkap Cameria Happy Pramita ini lahir di Jakarta, 2
Januari 1986. Sejak beranjak remaja ia sudah menguasai gitar. Bahkan
saat masih SMP ia sudah mulai ngeband bersama teman-temannya. Mitha
sempat juga membentuk band bernama Million Sekarsari dan menggantikan
posisi Ayu Ratna di Garasi Band untuk sementara waktu.
Perjalanan karirnya cukup menjanjikan saat diambil Ahmad Dhani. Ia
didaulat menjadi gitaris The Rock versi Indonesia yang menjadi trigger
lonjakan karirnya. Sukses di The Rock, Mitha dipercaya membentuk grup
yang masih di bawah asuhan Dhani bernama The Virgin. Di sini karirnya
makin pesat hingga diambil untuk bernyanyi bersama Mulan Jameela di lagu
Cinta Mati II dan Cinta Fitri. Proyek Dhani lainnya yakni T.R.I.A.D.
juga mengambil Mitha sebagai gitaris.
3. TASHEA NICOLE DELANEY

Berawal dari kecintaannya mendengarkan band-band classic rock seperti
Led Zeppelin, Skid Row, hingga Motley Crue sejak kecil, Tashea jatuh
cinta pada suara gitar dengan warna metal. Gadis kelahiran Jakarta, 10
Juli 1988 ini pun belajar sendiri secara otodidak, dan akhirnya
mendirikan sebuah band bernama Painkiller pada 2003 dan meluncurkan
album indie.
#Gadis
blasteran Texas-Medan ini juga telah menghasilkan album kompilasi
METALIK KLINIK 9. Pada tahun 2008, Tashea didaulat menjadi mentor lagu
berbahasa inggris milik band Radja, yang akhirnya membawanya menjadi
model video klip Sama-Sama Suka milik Ian Kasela dkk dan terlibat dalam
berbagai konser Radja.
4. CHUA KOTAK

Cewek kelahiran Makassar, 3 April 1988 ini sudah mulai mengenal dunia
musik sejak duduk di bangku SMP di kota kelahirannya. Gadis bernama
lengkap Swasti Sabdastantri yang akrab dipanggil Chua makin mengibarkan
sayap ketika berkuliah. Ketika tampil di salah satu acara bersama band
kampusnya, Chua memikat hati seorang manajer band indie V-Mail – band
yang waktu itu dinaungi Mitha The Virgin. Ia kemudian direkrut V-Mail
dan tampil di beberapa acara.
Tak lama kemudian, karir Chua kian berkembang. Ia diangkat sebagai
bassist Kotak dalam pembuatan album kedua. Chua merupakan pembetot bass
ketiga Kotak setelah ditinggalkan Prinzes ‘Icez’ Amanda yang sekarang
menjadi personel T.R.I.A.D. dan Nissa Hamzah yang hijrah ke Omelette.
5. PRINZES ‘ICES’ AMANDA

Icez mengawali karirnya dengan mengikuti audisi bassis di The Dream
Band. Saat itu ia begitu yakin dengan bakatnya sebagai pembetot bass
yang memiliki skill di atas rata-rata. Performanya yang memukau
membuatnya meraih predikat sebagai bassis terbaik. Gadis kelahiran
Bandung, Juni 1987 ini sempat menjadi bassis band Kotak dan akhirnya
diambil Ahmad Dhani sebagai bassis The Rock Indonesia.
6. DODO D’CINNAMONS

Bernama asli Diana Widoera, Dodo merupakan salah satu pendiri resmi D
Cinnamons pada 2004 lalu. Tidak hanya di gitar, Dodo juga berperan
sebagai vokalis. Suaranya yang berat tak sedikit membuat orang
terkagum-kagum. Apalagi dengan lantunan gitar akustiknya jika sudah
mulai bermain. Dodo bisa dibilang jadi salah satu gitaris plus vokalis
yang patut dilirik.
7. QOQO SHE

Nama lengkap cewek manis ini adalah Qotrunnada Fitriana. Kehadiran
Qoqo di SHE berawal dari pergantian Jesica Lindross yang harus mengikuti
sang suami ke Finlandia. Qoqo langsung dipercaya memegang gitar
elektrik dalam lantunan lagu-lagu apik SHE. Personel terbungsu tersebut
mampu memberikan nuansa rock pada grup musik ini yang membuat album
kedua mereka berwarna beda ketimbang sebelumnya. Banyak yang bilang juga
kalau Qoqo lebih garang ketimbang Jesica.
8. OPPIE ANDARESTA

Muncul di belantika musik tanah air dengan gitar dan suara merdunya,
wanita kelahiran Jakarta, 20 Januari 1973 ini langsung mendapat tempat
di hati pecinta musik. Lima album sudah ia hasilkan dari tahun 1993.
Perjalanan karirnya cukup mulus. Sayangnya, Oppie jarang terdengar lagi.
Terakhir di tahun 2009, ia ‘hanya’ meluncurkan satu single berjudul I’m
Single, I’m Very Happy. Single ini diluncurkan – tanpa album, sebagai
rasa prihatin Oppie terhadap maraknya pembajakan di negeri ini.
9. NISSA OMELETTE

Nama aslinya Tjut Faranissa Bachrumsyah. Bassist satu ini lahir di
Jakarta, 22 April 1989 dan tercatat sudah bergabung dengan
bermacam-macam band seperti Aria Grands, Telor Ceplok, Music School All
Stars, Kotak, hingga akhirnya bermuara di Omelette.
Awalnya, Nissa mengenal musik sejak masih balita. Maklum saja, sang
mama ternyata adalah salah satu personel Aria Band yang laris di TVRI di
era 1980-an. Dari situ ia pun diarahkan untuk mengenal musik lebih
jauh. Ia diminta mendalami piano. Namun lama-kelamaan piano tidak
membuatnya jatuh cinta, dan akhirnya ia tertarik pada bass di kelas 6
SD. Seiring karirnya, pada tahun 2005 akhir, Nissa ditawari Thomas
Ramadhan di album BASS HEROES yang di bawah asuhan Sony BMG – dan tampil
di lagu Rush.
10. JOJO DRAVEN

Mungkin nama Jojo jarang dikenal di Indonesia. Maklum saja, penyanyi
berdarah Jawa ini lebih dikenal di luar negeri. Karirnya dimulai menjadi
keyboardis beberapa band rock, sebelum akhirnya pindah ke Amerika di
mana ia menimba ilmu musik di Musicians Institute in Hollywood,
California. Pada tahun 1996, gitaris bernama Josephine Soegijanty ini
bergabung dengan band cewek bernama Phantom Blue. Ia menggunakan nama
aslinya, Josephine, hingga akhirnya band itu bubar pada 2001.
Dan di Juni tahun yang sama, Jojo bersama penggebuk drum Linda
McDonald, vokalis Jenny Warren, bassis Melanie Sisneros, dan gitaris
Sara Marsh (mantan personel Bandit) membentuk sebuah tribute band
bernama The Iron Maidens. Ini adalah band tribute wanita satu-satunya di
dunia kepada Iron Maiden. Di sini ia menjadi Adrienne Smith, versi
wanita gitaris Iron Maiden, Adrian Smith. Prestasi yang dirainya yakni
tiga Rock City Awards sebagai Best Female Guitarist. Tahun 2005, Jojo
meninggalkan The Iron Maidens dan mengejar karir bersama suaminya, Danny
Draven, mengerjakan komposisi untuk score film.